Kamis, 23 November 2017
KAROMAH SIMBAH KYAI RADEN SANTRI
Dalam sejarahnya, nama Kiyai Raden Santri sangatlah dikenal oleh masyarakat sekitar, khususnya masyarakat Magelang. Kiyai Raden Santri akrab dipanggil Mbah Kiyai Raden Santri, adalah putra Ki Ageng Pamanahan dan bergelar Kanjeng Pangeran Singosari yang masih memiliki trah Prabu Brawijaya.
Kiyai Raden Santri adalah seorang ulama yang tergolong ulama awal penyebar agama Islam di sekitar gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing dan deretan pegunungan Menoreh di sepanjang Kali Progo.
Menjelang Kerajaan Mataram berdiri, Kiyai Raden Santri pernah menjabat sebagai Senopati Perang yang bertugas mengajarkan salat kepada para prajurit. Saat akan mengajarkan salat kepada para prajurit, di dusun itu Kiyai Raden Santri tidak menemukan air untuk berwudlu.
Kemudian Kiyai Raden Santri berdo’a kepada Allah agar diberikan air. Lalu Kiyai Raden Santri membuat sendang dengan tongkatnya dan dengan izin Allah, sendang itupun memancarkan air, bahkan hingga kini sendang tersebut tak pernah berhenti memancarkan air, meski di musim kemarau sekalipun.
Sendang itu terletak di Dusun Kolosendang, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Disebutkan pula, saat Kiyai Raden Santri menetap di Desa Santren, ia suka berkhalwat atau menyepi di puncak bukit Gunung Pring.
Suatu hari, ketia Kiyai Raden Santri hendak pulang dari bukit Gunung Pring menuju Desa Santren, ia mendapati sungai yang harus ia seberangi sedang meluap dan dilanda banjir. Kyai Raden Santri berkata kepada air “Air, berhentilah, aku mau menyeberang” maka luapan air itupun berhenti, batu-batu sungai bermunculan kembali karena banjir telah reda. Itulah sebabnya, tempat tersebut diberi nama Watucongol yang berarti batu bermunculan.
Keturunan Kiyai Raden Santri berturutan adalah Kiyai Krapyak I, Kiyai Krapyak II, Kiyai Krapyak III, Kiyai Harun, Kiyai Abdullah Sajad, Kiyai Raden Jogorekso, Raden Moch Anwar AS, Raden Qowaid Abdul Sajad, hingga Kiyai Dalhar, dan termasuk Kiyai Ahmad Abdulhaq.
Anak keturunan Kiyai Raden Santri inilah yang kemudian menjadi ulama penyebar dan menjadi tokoh agama Islam di wilayah Gunung Pring hingga saat ini. peran ini kini dilanjutkan melalui Pondok Pesantren Darussalam di Watucongol.
Komplek Makam Kiyai Raden Santri dan anak cucunya kebanyakan berada di kawasan atas Gunung Pring dan kini menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi ummat Islam dari berbagai penjuru tanah air.
“Raden Santri adalah sosok yang patut dicontoh, karena walaupun beliau seorang bangsawan, tapi sikap beliau tidak angkuh, tetap tawadhuk,” pungkas Salimna, pengurus kompleks Makam Raden Santri.
Ref: http://www.cirebontrust.com/kiyai-raden-santri-seorang-bangsawan-yang-memiliki-sifat-tawadhu.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Dalam sejarahnya, nama Kiyai Raden Santri sangatlah dikenal oleh masyarakat sekitar, khususnya masyarakat Magelang. Kiyai Raden Santri ...
-
Menayu - Ratusan warga NU dan Banom Ranting Menayu mengadakan Apel Hari Santri Nasional (HSN) di depan Masjid Baitussa'aadah dusun Ja...
-
PEMAHAMAN TERHADAP AHLUSSUNAH WALJAMA’AH Paham Ahlussunah Waljama’ah sebenarnya telah terformat sejak masa awal islam yan...
Assalamualaikum...
BalasHapusInsyAllah besok berencana bawa rombongan 4 BIS dari Jepara. Mugi" hasil maksud niat bertawasul datang para Aulia di Gunungpring